Sering Dibaca
Arsip
Kategori
- Entertainment (7)
- Fiksi (10)
- Jurnalistik (8)
- KISAHKU (138)
- Movie (6)
- REVIEW FILM (17)
- Review Buku (26)
- backpacker (10)
- general (36)
- resensi buku (8)
- sejarah (12)
- social life (36)
![]() |
| dok.Lainey Gossip |
| shoutmeloud.com |
![]() |
| Dengan lensa makro. Lokasi: Taman Menteng |
![]() |
| Dengan lensa makro. Lokasi: Taman Menteng |
![]() |
| Kamera smartphone. Lokasi: Kebun Raya Bogor |
![]() |
| Kamera smartphone. Lokasi: Kebun Raya Bogor |
![]() |
| Kamera smartphone. Lokasi: Kebun Raya Bogor |
![]() |
| Kamera smartphone. Lokasi: halaman sekolah |
![]() |
| Dengan lensa makro. Lokasi: halaman sekolah |
![]() |
| Sumber: brighterlife.co.id |
![]() |
| Sumber: cnbc.com |
![]() |
| Sumber: worldofwanderlust.com |
Kami berangkat dengan penerbangan pertama jam 06.55-10.45. Setibanya di bandara Don Muang, kami langsung mengambil rute bis menuju MoChit 2 untuk mengarah ke Pattaya. Bis yang kami naiki yaitu A1.
Kami berangkat dari hotel menuju Bangkok City sekitar 8.30 pagi. Moda transportasinya sama seperti waktu datang. Tapi, kali ini begitu sampai di terminal bis Pattaya, kami mengambil jurusan Pattaya-Ekkamai dengan harga tiket 108bath per orang. Kalo perjalanan balik gue ngerasanya ga terlalu lama. Mungkin karena langsung ke daerah kotanya.
Akhirnya sampailah kami di Wat Pho. Dengan membayar 100bath setiap pengunjung dapat free mineral water. Wow...akhirnya bisa liat patung Budha tidur yang terkenal itu. Nggak nyangka gue bisa nyampe di Thailand. Kami menyumbang 20bath yang ditukar dengan semangkuk kecil koin yang disebar di mangkuk-mangkuk besar di sepanjang jalan di dalam kuil. Kami nggak sempat ke Grand Palace karena waktunya yang nggak cukup.
Di Koshan road gue beli tas ukuran sedang besarnya dengan harga 200bath. Terus beli dompet koin 100bath isi 4pcs. Beli 2pcs kaos yang harga per piece nya 80bath. Itu ya penjualnya ternyata bisa bahasa Melayu. Seneng juga ya bisa ngobrol bahasa dengan penjual di sana hahaha. Bapaknya baik, kaos yang sama gue ditawarin 150bath per piece di lapak-lapak lain, di Bapak itu cuman 80bath. Orang Thailand ya, kalo soal nawar, beuuhh...lebih kekeh dari pembelinya loh. Nggak mau gerak banyak. Salut gue.
Satu lagi yang mau gue komentarin tentang Thailand. BTS nya itu loh atau kata lainnya Skytrain. Itu ya yang namanya orang antri itu ke belakang dan ada jalurnya. Nggak kayak di Jakarta, orang antri di stasiun itu udah nggak aturan, begitu kereta dateng semua berdiri di depan pintu kereta ngalangin yang mau keluar. Kalo di sana nggak, Yang keluar ada sendiri pintunya dan tertib nunggu semua yang keluar dulu baru yang naik, naik. Kayaknya PT. KAI perlu ngadopsi sistem kayak gitu deh. Udah gitu ya jarak kereta yang satu dan yang berikutnya nggak sampai lama. Paling sekitar 3-5 menit. Keren dah.
Mantep ye. Sama-sama negara berkembang tapi, untuk hal-hal tertentu seperti itu Thailand jauh lebih rapih dan tertib dari Indonesia. Harusnya kita bisa nyontoh hal-hal yang positip.![]() |
| (dok. Wikipedia) |
Judul Buku: 17:17
Penulis: Sheva
Halaman: 183
Penerbit: Grasindo, 2016
Ini buku kedua Sheva yang gue baca setelah sebelumnya gue baca Blue Romance.
Angka ganjil yang bersisian. Pertemuan di tanggal yang ganjil juga, mengawali pertemuan antara Raka dan Sara. Dua tokoh utama yang dua-duanya sedang mencari pekerjaan. Tapi, sama-sama nggak menyukai proses di awal karena dirasa bertentangan dengan impian, cita-cita mereka.
Sara dan Raka sama-sama kehilangan orang yang dekat dalam kehidupan mereka walaupun dengan cara yang berbeda. Dua orang asing yang pertemuannya tak disengaja. Menghabiskan waktu seharian seakan sudah saling mengenal cukup lama.
Asik disimak cerita mereka. Alur maju mundur yang dipakai Sheva membuat cerita jadi enak diikuti. Detil juga. Tapi, gue sedikit pertanyaan. Di halaman 132 saat Raka dan Sara memesan minuman, ditulisnya "cangkir kertas" bukannya gelas kertas. Karena setau gue bentuknya sama dengan gelas, nggak seperti cangkir. Bayangan gue cangkir itu dari porselen. Terlepas dari itu menurut gue 17:17 berisi bagaimana kita melihat dan memaknai pekerjaan. Love your job because you love it. Don't love your job because you have to. Ngejalaninnya pasti akan beda. You know what I mean? :)
Analisis Sheva okay.
Sampai bertemu di buku berikutnya :)
![]() |
| Mie Ayam Apong (dok.pribadi) |
![]() |
| Jembatan Suramadu (dok.pribadi) |
![]() |
| dok.pribadi |
![]() |
| tahu petis (dok.pribadi) |
![]() |
| dok.pribadi |
![]() |
| dok.pribadi |
![]() |
| tahu campur (dok.pribadi) |